5 Perbedaan Biskuit dan Cookies yang Seringkali Dianggap Sama

Biskuit maupun cookies sering dijadikan pendamping ketika minum teh atau kopi. Rasanya yang manis jelas memberikan kenikmatan yang berbeda ketika meminum teh atau kopi. Namun apakah Anda tahu apa perbedaan biskuit dan cookies

Benar, keduanya cukup berbeda meskipun sering kali dianggap sama. Supaya Anda tidak salah kaprah lagi, Sinar Himalaya punya informasi lengkap mengenai perbedaan biskuit dan cookies. Dalam artikel ini bahkan tersedia juga asal usul keduanya yang akan membuat pemahaman Anda makin luas. Langsung simak informasi selengkapnya di bawah ini!

Sejarah dan Asal-usul Biskuit

 

Biskuit punya sejarah panjang yang dimulai dengan istilah “biskuit” yang berasal dari bahasa Latin, yaitu “bis” yang berarti dua kali dan “coctus” yang berarti dimasak. Pada abad keempat belas, istilah ini mulai digunakan di Inggris untuk menyebut camilan manis yang dipanggang dan dikeringkan.

Dulunya, biskuit merupakan camilan praktis bagi para pelaut. Biskuit dipanggang hingga empat kali agar tahan lama dan sering dicelupkan ke dalam air garam untuk melunakkan teksturnya. Pada tahun 1784, muncul jenis biskuit yang disebut “ship’s biscuit”, yang menjadi makanan utama para pelaut. Teksturnya cukup keras sehingga bahkan digunakan sebagai kartu pos.

Pada abad pertengahan, muncul wafer sebagai salah satu jenis biskuit. Wafer mengacu pada adonan manis yang dicetak dengan cara digulung dan dimasak di atas bara api. Kemudian biskuit bukan hanya makanan para pelaut, tetapi juga menjadi bekal para tentara dan pelancong. 

Kemudian pada tahun 1846, Huntley & Palmers mendirikan pabrik biskuit pertama dan memproduksi puluhan ribu ton biskuit, menjadikannya produsen biskuit terkenal di seluruh dunia.

 

Sejarah dan Asal-usul Cookies

 

Asal-usul cookies memiliki akar yang menarik dan beragam sehingga mencerminkan perjalanan panjang perkembangan kuliner manusia. Cookies yang oleh beberapa definisi di Amerika Serikat dijelaskan sebagai kue kecil manis dengan ukuran yang tipis, memiliki asal-usul yang dapat ditelusuri kembali hingga abad ke-7 di Persia, yakni kawasan yang kaya akan gula. 

Pengaruh kuliner dari Persia menyebar ke wilayah Mediterania Timur, hingga kemudian menyebar ke Eropa Utara melalui invasi Muslim ke Spanyol dan Perang Salib. Dari sini, resep-resep cookies mulai muncul dalam buku masak Renaisans, menandai popularitas dan perkembangan lebih lanjut dari camilan ini. 

Beragam nama dan variasi cookies di berbagai budaya, seperti “biscuit” di Inggris dan Australia, “galletas” di Spanyol, dan “keks” atau “Plzchen” di Jerman, mencerminkan adaptasi dan penyesuaian cookies dengan selera dan bahan-bahan lokal. Dengan demikian, sejarah cookies bukan hanya cerita tentang bagaimana sebuah camilan diciptakan, tetapi juga tentang perjalanan budaya dan pertukaran kuliner di seluruh dunia.

 

Baca Juga: Apa Itu Danish Pastry dan Apa yang Membedakannya dengan Pastry Lainnya?

 

Perbedaan Biskuit dan Cookies yang Perlu Anda Pahami

 

Saat memilih camilan untuk menemani waktu istirahat atau bersantai, sering kali kita dihadapkan pada pilihan antara biskuit dan cookies. Meskipun terlihat serupa secara kasatmata, keduanya sebenarnya memiliki karakteristik yang cukup berbeda. Mari telusuri lebih lanjut perbedaan keduanya di bawah ini.

1. Komposisi Bahan

Salah satu perbedaan mendasar antara biskuit dan cookies terletak pada komposisi bahan dasar yang digunakan dalam pembuatannya. Biskuit umumnya terbuat dari campuran tepung terigu, gula, mentega, dan bahan lainnya yang sederhana. 

Sementara itu, cookies memiliki komposisi yang lebih bervariasi dan fleksibel. Selain menggunakan bahan dasar yang sama dengan biskuit, cookies juga sering ditambahkan berbagai tambahan seperti oatmeal, kacang-kacangan, cokelat chip, atau buah-buahan kering. Variasi ini memberikan cookies rasa dan tekstur yang lebih kaya dibandingkan dengan biskuit yang cenderung lebih sederhana.

2. Konsistensi Tekstur

Konsistensi tekstur yang dimiliki keduanya juga cenderung berbeda. Biskuit memiliki tekstur yang lebih renyah dan keras, serta sering kali menghasilkan suara “krak” saat digigit. Tekstur ini tercipta karena biskuit dipanggang dua kali untuk menghilangkan kadar airnya sehingga membuatnya lebih tahan lama. 

Di sisi lain, cookies memiliki tekstur yang lebih lembut dan kenyal di bagian tengahnya dengan permukaan yang renyah. Tekstur lembut ini dihasilkan dari proses pembuatan yang berbeda karena cookies dipanggang sekali dengan waktu yang lebih singkat dibandingkan biskuit.

3. Cara Pembuatan

Proses pembuatan biskuit dan cookies juga berbeda satu sama lain. Biskuit biasanya dipanggang dua kali, pertama untuk membentuk adonan dan menghilangkan kadar airnya. Kemudian panggangan kedua dilakukan untuk membuatnya matang sempurna. 

Proses ini membuat biskuit memiliki tekstur yang renyah dan tahan lama. Di sisi lain, cookies dipanggang sekali dengan suhu yang lebih tinggi tetapi dengan waktu yang lebih singkat. Proses ini pada akhirnya membuat cookies memiliki tekstur yang lebih lembut di dalam. Kelembutannya jelas terasa dalam setiap gigitan sehingga cocok untuk Anda yang menginginkan tekstur renyah di luar dan lembut di dalam. 

4. Cara-Cara Memakannya

Selain perbedaan dalam tekstur dan rasa, cara memakan biskuit dan cookies juga berbeda satu sama lain. Biskuit seringkali dimakan begitu saja atau dicelupkan ke dalam minuman seperti teh atau kopi. Teksturnya yang renyah membuat biskuit dapat bertahan dalam cairan tanpa kehilangan kelezatannya. 

Sementara itu cookies lebih sering disajikan sebagai makanan penutup atau camilan. Teksturnya yang lembut di dalam dan renyah di luar membuat cookies menjadi pilihan yang populer untuk dinikmati sebagai camilan pada waktu luang atau sebagai hidangan penutup setelah makan.

5. Variasi Rasa

Cookies memiliki lebih banyak variasi rasa dan bentuk dibandingkan dengan biskuit. Dari cokelat chip hingga kacang-kacangan, cookies datang dalam berbagai varian yang menggugah selera. 

Tambahan-tambahan ini memberikan cookies rasa yang lebih beragam dan menarik bagi penggemarnya. Di sisi lain, biskuit cenderung memiliki rasa yang lebih konsisten di seluruh jenisnya. Meskipun ada variasi seperti biskuit gandum atau biskuit cokelat, biskuit umumnya memiliki rasa yang sederhana dan khas.

 

Baca Juga: Apa Saja Kue yang Bisa Dijadikan Bisnis?

 

Dari perbandingan yang telah dibahas di atas, jelas terlihat bahwa perbedaan biskuit dan cookies cukup mencolok dalam hal tekstur, rasa, dan cara memakannya. Biskuit cenderung lebih renyah dan sederhana, sementara cookies menawarkan variasi rasa yang lebih kaya dengan tekstur yang lebih lembut. 

Mengenal perbedaan ini akan membantu Anda dalam membuat pilihan camilan sesuai dengan selera dan kebutuhan. Untuk memudahkan proses pembuatan biskuit maupun cookies di rumah atau dalam skala produksi yang lebih besar, Anda dapat mencari mesin cookies depositor di Sinar Himalaya. 

Mesin ini akan membantu Anda dalam menghasilkan cookies dengan bentuk yang konsisten dan efisien sehingga memungkinkan produksi camilan berkualitas tinggi dalam waktu singkat. Sinar Himalaya tak hanya menawarkan satu jenis mesin saja. Sinar Himalaya punya beberapa jenis mesin cookies depositor yang bisa dipilih sesuai kebutuhan dan keinginan. 

Beberapa di antaranya ialah SCD-400DF2 Cake & Cookie Depositor, SHM-CD-109 Double Color Cookies Depositor, dan SHM-NH-102 Jenny Cookie Depositor (400 Type). Untuk informasi lebih lanjut atau konsultasi untuk menemukan mesin yang tepat, jangan ragu untuk menghubungi tim Sinar Himalaya sekarang juga!

CTA Banner Mesin Dan Perlengkapan

Sinar Himalaya
Sinar Himalaya
Sinar Himalaya merupakan importir mesin untuk roti dan makanan, pengemasan, farmasi, kayu, dan HoReCa serta peralatan memasak dengan layanan after sales 24 jam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Need Help? Chat with us!
Start a Conversation
Hi! Click one of our members below to chat on WhatsApp