Proofing artinya proses mengaktifkan ragi pada adonan roti yang Anda buat. Proses ini sering disebut juga dengan mengistirahatkan adonan pada suhu dan kelembapan tertentu agar ragi dalam adonan mengembang hingga 2 sampai 3 kali lipat dari ukuran semula. Proofing menjadi salah satu proses yang penting untuk Anda lakukan, karena akan memengaruhi hasil akhir dari roti yang ingin dibuat. Yuk ketahui secara lebih lanjut di bawah ini.
Apa Itu Proofing?
Proofing merupakan salah satu tahapan dalam proses pembuatan roti yang melibatkan fermentasi adonan untuk menciptakan tekstur dan rasa yang diinginkan. Selama proses ini berjalan, ragi dalam adonan roti akan mengubah gula dan pati menjadi gas karbon dioksida, lalu mengembangkan adonan menjadi lebih besar. Proofing biasanya dilakukan setelah adonan diuleni dan sebelum dipanggang.
Ada dua tahap proofing yang umum dilakukan, yaitu proses pertama ketika adonan telah diuleni dan sebelum adonan dibentuk menjadi roti. Pada tahap ini, adonan dibiarkan di dalam mangkuk yang ditutup dengan kain atau plastik selama beberapa jam, tergantung pada suhu ruangan.
Suhu yang optimal untuk proofing yaitu antara 27-36°C. Selama proses pertama ini, adonan akan naik sekitar dua kali lipat dari ukuran aslinya. Setelah adonan dibentuk menjadi roti, maka dilakukan proofing kedua.
Berikutnya proses kedua yang mana menjadi tahap terakhir dalam proses pembuatan roti sebelum dipanggang. Pada tahap ini, roti diletakkan dalam cetakan atau loyang dan dibiarkan mengembang selama kurang lebih 1 jam di dalam oven yang telah dipanaskan pada suhu tertentu.
Saat proses kedua ini berjalan, roti akan mengembang sekitar satu kali lipat dari ukuran aslinya. Proofing kedua ini sangat penting dalam menciptakan roti dengan tekstur yang empuk dan pori-pori yang merata.
Baca juga: Metode Pembuatan Roti Tawar yang Efektif
Apa Saja Fungsi Proofing dalam Pembuatan Roti?
Proofing dalam pembuatan roti memiliki beberapa fungsi penting yang sangat mempengaruhi hasil akhir roti, seperti meningkatkan volume roti dan warna roti. Berikut merupakan penjelasan tentang 4 fungsi proofing dalam pembuatan roti yang penting Anda ketahui.
1. Meningkatkan Volume Roti
Saat ragi dalam adonan roti terkena udara dan suhu yang tepat, ragi akan menghasilkan gas karbon dioksida. Gas ini terperangkap di dalam adonan roti dan membuat adonan menjadi naik dan meningkat volumenya. Setelah naik, adonan akan menjadi lebih ringan dan empuk, serta memiliki rongga-rongga yang lebih besar di dalamnya. Untuk itu, proofing sangat penting dalam menciptakan tekstur dan kualitas roti yang baik.
2. Meningkatkan Rasa Roti
Proofing artinya proses fermentasi adonan yang dapat memengaruhi rasa roti. Ketika adonan roti dibiarkan mengembang selama proses ini, ragi akan menghasilkan senyawa-senyawa yang memberi rasa dan aroma khas pada roti. Selain itu, proses ini juga memungkinkan enzim-enzim dalam adonan roti mengubah pati menjadi gula. Hal ini yang kemudian memberikan rasa lezat pada roti yang Anda buat.
3. Meningkatkan Tekstur Roti
Selama proofing, gas yang dihasilkan ragi membuat adonan roti menjadi lebih elastis dan empuk, sehingga roti yang dihasilkan memiliki tekstur yang lebih lembut dan mudah dikunyah. Selain itu, proses ini juga memungkinkan gluten dalam adonan roti membentuk rongga-rongga, sehingga roti yang dihasilkan memiliki tekstur yang lebih merata.
4. Meningkatkan Warna Roti
Proses proofing yang tepat memungkinkan ragi dalam adonan roti menghasilkan senyawa pigmen yang memberi warna pada roti. Selain itu, proses ini juga memungkinkan adonan roti untuk teroksidasi, sehingga roti yang dihasilkan memiliki warna yang lebih cerah dan menarik. Untuk itu, proofing sangat penting dalam menciptakan roti yang tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki penampilan yang menarik.
Baca juga: Macam Peralatan Bakery dan Fungsinya
Berapa Lama Waktu yang Dibutuhkan untuk Proofing Roti?
Banyak orang yang beranggapan bahwa proses pengembangan adonan harus sesuai dengan waktu resep yang ditentukan. Namun, sebenarnya tidak ada aturan waktu dalam proses proofing roti. Hal ini dikarenakan tekanan dan suhu udara memengaruhi proses proofing roti.
Sebagai contoh, apabila Anda melakukan proses proofing di suhu ruangan yang panas pada siang hari, maka proses tersebut akan berjalan lebih cepat. Sebaliknya, jika Anda melakukan proofing di malam hari atau pada suhu yang dingin, maka waktunya yang dibutuhkan akan lebih banyak.
Akan tetapi, cara di atas hanya berlaku jika Anda tidak menggunakan proofer, yaitu alat yang dapat memudahkan Anda dalam melakukan proses proofing agar sesuai dengan suhu dan kelembapan yang ditentukan. Jika adonan sudah mengembang sebesar dua kali lipat dari ukuran asal, proses pembuatan roti pun dapat dilanjutkan.
Apa Saja Ciri-Ciri Adonan Over Proofing?
Over proofing merupakan kondisi di mana adonan roti terlalu lama dibiarkan mengembang. Kondisi ini akan membuat roti menjadi terlalu empuk, kendor, dan tidak bisa naik kembali ketika dipanggang. Berikut beberapa ciri-ciri adonan over proofing yang mungkin terjadi pada adonan roti Anda.
1. Permukaan Adonan Melebar
Saat Anda menemukan permukaan adonan yang melebar, artinya adonan tersebut mengalami kondisi over proofing. Kondisi ini terjadi karena adonan telah mengembang 3 kali lipat dan tidak bisa lagi menahan berat adonan itu sendiri. Ketika permukaan adonan mulai melebar, ini merupakan tanda adonan telah melewati titik optimal proofing dan akan sulit untuk dipanggang.
2. Tidak Mampu Naik Kembali Saat Dipanggang
Ciri-ciri kedua yaitu adonan yang tidak bisa naik kembali setelah dipanggang. Jika adonan roti terlalu lama dibiarkan mengembang, gluten di dalam adonan akan mulai melemah dan gas karbon dioksida akan mulai bocor dan keluar dari adonan. Akibatnya, adonan tidak akan bisa naik kembali ketika dipanggang, serta roti akan menjadi datar dan keras.
3. Tidak Ada Buih di Permukaan
Setelah adonan mengembang, biasanya akan terbentuk buih-buih kecil di permukaan adonan. Namun bila adonan over proofing, maka buih-buih ini akan pecah dan tidak akan muncul lagi. Hal ini menunjukkan adonan sudah melewati titik optimal proofing dan akan sulit untuk dipanggang.
4. Tidak Ada Struktur Internal
Adonan yang terlalu lama dibiarkan mengembang akan menghasilkan roti yang tidak memiliki struktur internal yang baik. Kondisi ini akan membuat roti terlalu empuk dan tidak bisa mempertahankan bentuknya. Selain itu, roti yang terlalu empuk cenderung mudah hancur dan tidak bisa dipotong dengan rapi.
Apabila adonan over proofing artinya Anda akan gagal memproduksi roti dengan bentuk dan rasa yang sempurna. Supaya hal ini tidak terjadi, sebaiknya Anda menggunakan proofer roti dalam proses mengembangkan adonan.
Sinar Himalaya menyediakan berbagai jenis dan ukuran proofer roti yang dapat Anda sesuaikan dengan kebutuhan. Proofer roti dari Sinar Himalaya juga dibekali dengan teknologi canggih yang membuat hasil fermentasi adonan jadi lebih sempurna, seperti suhu yang bisa dioptimasi dalam proses proofing.
Yuk, kunjungi website Sinar Himalaya sekarang juga untuk mendapatkan hasil akhir dari pembuatan roti yang lezat, lembut, dan bentuk yang sempurna.