Untuk Anda yang menyukai jajanan manis dengan banyak varian rasa dan tekstur yang lembut juga kenyal pasti mengetahui tentang bagel dan Donut. Bagel dan donut sendiri merupakan jajanan yang populer, meskipun jika dilihat secara langsung keduanya hampir sama, perbedaan bagel dan donut nyatanya tetap ada.
Untuk membuat bagel dan donut sendiri tentunya Anda membutuhkan beberapa alat, salah satunya adalah mixer. Mixer sendiri merupakan mesin yang biasa digunakan untuk mencampurkan beberapa bahan untuk adonan dari bagel dan donut. Jika Anda tengah mencari mixer dengan kualitas terbaik, Sinar Himalaya merupakan pilihan yang tepat.
Jika Anda sudah siap untuk mengetahui lebih banyak tentang perbedaan bagel dan donut, segera simak penjelasannya di bawah ini!
Pengertian dari Bagel dan Donut
Bagel adalah salah satu jenis roti berbentuk cincin yang biasanya terbuat dari adonan berbasis tepung gandum, air, garam, ragi, dan sering kali digulung sebelum dipanggang. Bagel memiliki tekstur yang kenyal di dalam dan kerak yang renyah di luar.
Donut adalah kue yang biasanya memiliki bentuk bulat dengan lubang di tengahnya. Donut terbuat dari adonan yang mirip dengan roti, tetapi memiliki komposisi yang lebih manis dan biasanya digoreng hingga berwarna coklat keemasan atau keperakan.
5 Perbedaan Bagel dan Donut
Berikut ini merupakan beberapa perbedaan dari bagel dan donut yang perlu Anda ketahui agar tidak bingung dalam menentukan pilihan.
1. Bahan Dasar
Bagel dibuat dari adonan yang terdiri dari tepung terigu, air, ragi, garam, dan seringkali gula. Adonan ini umumnya tidak mengandung banyak gula. Bagel terbuat dari tepung gandum biasa atau tepung gandum durum. Tepung ini memberikan bagel tekstur kenyal khasnya. Untuk air sendiri digunakan dalam adonan bagel untuk membentuk adonan yang kental dan kenyal.
Garam digunakan sebagai bumbu dan untuk memberikan rasa pada bagel. Sedangkan ragi digunakan sebagai agen pengembang dalam adonan bagel, tetapi jumlahnya biasanya lebih sedikit dibandingkan dengan donut. Bagel sendiri juga seringkali diberi topping seperti biji bunga matahari, biji wijen, bawang merah kering, atau garam kasar sebelum dipanggang.
Untuk donut sendiri, juga terbuat dari adonan yang mirip, tetapi adonan donut biasanya mengandung lebih banyak gula, mentega, dan telur, yang membuatnya lebih manis dan lembut. Adonan donut dibentuk menjadi cincin atau bentuk bundar dan kemudian digoreng hingga berwarna coklat keemasan atau keperakan.
Setelah digoreng, donut biasanya dihias sesuai selera dengan berbagai macam toping, yang bisa mencakup gula halus, cokelat, kacang, potongan buah, atau bahan hiasan lainnya. donut yang telah diglasir dan dihias adalah donut yang siap disajikan.
2. Tekstur
Bagel memiliki tekstur yang khas, yaitu kenyal di dalam dan kerak yang renyah di luar. Bagian dalam bagel memiliki tekstur yang kenyal atau chewy. Ini terjadi karena adonan bagel umumnya memiliki konsistensi yang lebih padat dan kental dibandingkan dengan roti biasa. Proses pembuatan bagel yang melibatkan perebusan sebelum pemanggangan juga membantu menciptakan tekstur kenyal ini.
Tekstur dari bagel adalah salah satu karakteristik utama yang membedakannya dari jenis roti lainnya. Bagel memiliki tekstur yang khas, yaitu kenyal di dalam dan kerak yang renyah di luar. Bagel biasanya memiliki tekstur yang seragam di seluruh bagian dalamnya. Ini berbeda dengan roti biasa yang mungkin memiliki kerak renyah dan crumb yang lembut di dalam.
Donut umumnya memiliki tekstur yang lembut dan berminyak di dalamnya. Kehadiran lemak, seperti mentega atau minyak, dalam adonan donut berkontribusi pada tekstur yang lembut ini. Kandungan lemak dalam donut membuatnya memiliki karakteristik berminyak yang khas. Ini juga membantu memberikan tekstur yang lembut dan kenyal.
Donut biasanya melar dan berekspansi saat digoreng karena aktivitas ragi. Ini menghasilkan bentuk bundar dengan lubang di tengah yang khas untuk donut. Terdapat banyak variasi tekstur donut. Ada donut yang lebih padat dan berat dengan kandungan lemak yang lebih tinggi, yang membuatnya lebih kaya dan berminyak.
Baca juga: Cara Menguleni Adonan Roti dengan Mixer
3. Rasa
Bagel memiliki rasa gurih yang khas. Garam yang ditambahkan ke dalam adonan berkontribusi pada rasa gurih ini. Rasa gurih ini seringkali menciptakan kontras yang baik dengan isian yang manis atau berlainan rasa. Tepung gandum yang digunakan dalam pembuatan bagel juga memberikan rasa yang khas. Ini tidak selalu manis seperti pada donut, melainkan lebih mendekati rasa roti tradisional.
Bagel umumnya tidak memiliki rasa yang sangat manis. Ini membedakan bagel dari sebagian besar roti manis atau kue. Bagian luar bagel yang direbus dan dipanggang seringkali memiliki lapisan garam kasar atau biji bunga matahari yang memberikan kontribusi pada rasa gurih dan renyah.
Donut umumnya memiliki rasa manis yang khas. Ini disebabkan oleh tambahan gula dalam adonan, baik gula yang ditambahkan langsung ke adonan maupun gula yang digunakan dalam glasir atau taburan. Donut sering diberi rasa vanila atau tambahan bahan pengharum yang memberikan aroma khas.
Ada banyak varian rasa donut, termasuk rasa cokelat, stroberi, blueberry, maple, lemon, dan banyak lagi. Variasi ini menciptakan berbagai nuansa rasa yang dapat disesuaikan sesuai selera.
4. Cara Pengolahan
Bagel diolah dengan cara mencampurkan tepung, garam, ragi dan gula pada sebuah wadah yang besar dan diaduk menjadi satu. Tambahkan air hangat ke dalam bahan kering. Anda dapat juga menambahkan minyak sayur ke dalam campuran ini jika Anda menginginkan tekstur bagel yang lebih lembut. Aduk rata hingga terbentuk adonan.
Setelah itu, uleni adonan pada permukaan yang datar. Tempatkan adonan dalam mangkuk dan diolesi sedikit minyak, setelah itu tutup dengan kain lembab dan biarkan selama 1 hingga 2 jam agar mengembang. Anda bisa langsung membentuk bagel menjadi beberapa bagian dengan bentuk cincin.
Baca juga: Ketahui Ciri-ciri Adonan Kalis Berikut Ini!
Tahap selanjutnya hanya merebus, menaburkan toping, memanggang dan mendinginkan bagel sehingga bisa langsung disajikan dan dinikmati. Bagel sendiri pun biasanya disajikan dengan krim keju, selai, daging, atau berbagai isian lainnya.
Tidak berbeda jauh dengan pengolahan bagel, donut pun juga sama. Setelah membentuk donut menjadi cincin, donut harus dibiarkan lagi mengembang selama 15-20 menit. Lalu, Anda bisa memanaskan minyak dalam wajan hingga mencapai suhu 180-190 derajat Celcius. Goreng donut dalam minyak panas, jangan terlalu lama lalu tiriskan dan dinginkan, setelah itu bisa langsung dinikmati.
5. Penyajian
Dalam penyajiannya, bagel sendiri memiliki beberapa cara tergantung pada variasi dan preferensi Anda. Salah satu contohnya adalah bagel dengan krim keju yang biasanya dipotong menjadi dua bagian horizontal dan dioleskan krim keju pada bagian dalamnya, sama halnya dengan bagel sandwich.
Tidak jauh berbeda dengan bagel, donut dapat disusun dalam keranjang atau nampan dan diletakkan di meja makan atau meja kopi untuk tamu. Donut dapat ditumpuk menjadi piramida atau tumpukan di atas piring atau nampan. Anda dapat menambahkan topping pada donut sebelum penyajian. Contohnya adalah gula halus, coklat leleh, kacang cincang, potongan buah, atau taburan sesuai selera Anda.
Setelah membaca artikel ini, diharapkan Anda bisa membedakan antara donat dan bagel dan bisa menentukan pilihan dengan baik. Meskipun terdapat perbedaan, keduanya tetap memiliki rasa yang enak untuk dinikmati bersama teman maupun keluarga. Bahkan Anda juga bisa membuatnya sendiri di rumah.
Untuk membuat bagel maupun donut di rumah, tentu Anda memerlukan alat dan bahan yang tepat. Mixer menjadi salah satunya dan jangan khawatir karena Sinar Himalaya akan membantu Anda dalam menyediakan mixer dengan kualitas serta harga terbaik.
Yuk, jadikan Sinar Himalaya pilihan terbaik Anda dalam menyediakan alat dan mesin untuk membuat bagel dan donut Anda sendiri!